Bedah Saham WINE: Mengenal Usaha Anggur Lokal

Bedah saham WINE dari Hatten Bali akan memperkenalkan Anda pada usaha minuman beralkohol lokal. Berbasis di Bali, Hatten Bali memproduksi wine yang terbuat dari anggur yang dibudidayakan petani lokal serta anggur impor dari Australia yang semakin diminati.

Anda sedang cari saham baru buat berinvestasi? Kabar baiknya, pada awal 2023, sejumlah perusahaan memutuskan go public (IPO) dan sudah resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Salah satunya adalah PT Hatten Bali Tbk yang mempunyai kode saham WINE. Bagi Anda yang tertarik dengan bisnis minuman beralkohol, tak ada salahnya buat bedah saham WINE.


Hatten Bali berencana menawarkan sekitar 678 lembar saham dengan kisaran harga perdana dari Rp100 sampai Rp150 per saham. Perseroan ini pun diperkirakan bakal memperoleh dana sebesar dari Rp67,8 miliar sampai Rp101,7 miliar.

Berkenalan dengan Hatten Bali

Bukan hanya menawarkan berbagai minuman beralkohol, Hatten Bali memfokuskan kegiatan usahanya pada budidaya, pengelolaam, hingga distribusi buang anggur. Untuk menunjang produksi anggur, terutama anggur lokal, Hatten Bali pun membangun PT Arapan Bali Utama. Mereka lantas memasok anggur dari petani lokal dan anggur impor dari Australia untuk menunjang pembuatannya.

Baik Hatten Bali maupun pabrik PT Arapan Bali Utama sama-sama bertempat di Sanur, Bali. Sementara perkebunan anggur yang dipelihara berlokasi di Kabupaten Buleleng. Ida Bagus Rai Budarasa selaku Presiden Direktur Hatten Bali mengungkapkan, luas kebun anggur yang mereka kelola adalah 25 hektare dengan kapasitas dua juta liter per tahun.

Hatten Bali sendiri sudah berpengalaman dalam mengelola anggur, yakni sejak 1994. Namun, mereka baru resmi berdiri pada 1996. Kemudian pada 2000, Hatten Bali memfokuskan peran mereka sebagai distributor produk, dalam hal ini minuman beralkohol berbahan anggur.

Hal lain yang perlu Anda analisis dari bedah saham WINE adalah perkembangan perusahaan. Tercatat, Hatten Bali tak berhenti melakukan ekspansi, apalagi konsumsi wine impor di Indonesia relatif tinggi. PT Arapan Bali Utama pada 2007 lantas meluncurkan Two Island, wine berbahan baku anggur impor Australia. Brand lain yang mereka kelola adalah Two Island Reserve dan Dragonfly.


Meski masih mengandalkan anggur impor, Hatten Bali tetap mengoptimalkan anggur yang dipasok petani lokal. Untuk itu, keputusan melakukan IPO diharapkan membantu mereka dalam pendanaan yang akan menunjang kualitas budidaya anggur lokal.

Membangkitkan bisnis di masa pasca pandemi

Jika bedah saham LAJU memperlihatkan peningkatan permintaan pada jasa logistik di masa pandemi, Hatten Bali justru memiliki nasib yang berbanding terbalik. Seperti usaha yang tergantung pada pariwisata dan kegiatan impor, mereka sempat mengalami kesulitan gara-gara Covid-19.

Sejak Bandara Internasional Ngurah Rai kembali dibuka, jumlah kunjungan wisatawan ke Bali kembali mengalami peningkatan. Meski belum sebesar saat sebelum pandemi, hal ini berdampak besar terhadap penjualan Hatten Bali. 

Sejumlah bedah saham WINE memaparkan, Hatten Bali berpotensi mengalami peningkatan penjualan hingga 10% pada 2023. Lalu, apa Anda tertarik berinvestasi?

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama